Skip to main content

Menunggu Hujan


Hujan
kutunggu dirimu, bukan di persimpangan
tak lagi kutunggu hadirmu
karena sudah sekian lama kau membasahi jalanku
menunda kepulanganku
hujan
kutunggu usaimu di penghujung senja
saat kumulai merindu rumahku
yang penuh onggokan baju kusut masai
semoga saja tidak pula kau hujani mereka
hujan
walau aku merindumu
sejuk segar dalam guyuranmu
tapi sungguh aku tidak punya nyali
untuk berlari menghambur pada dekapanmu
menghirup lepas curahan kesegaranmu
hujan di sore ini
melepas anganku liar tidak seperti biasanya
yang selalu tertata dalam kotak
hujan kutunggu dirimu berlalu
sudah puas pula aku berangan
dan gelap pun telah menghadang
bahagiaku mengalir pula bersamamu


Comments

Popular posts from this blog

Kangen

Hari ini judulnya kangeen semua ... . Mbah kakung sama Atha n Ammar...

muhasabah

Dua minggu sudah, batuk ini tidak kunjung sembuh ... Sudah berobat ke dokter, obatnya pun sudah dihabiskan. masih kurang mantap lanjut pakai bekam dan moksa, masalahnya kondisi badan pun drop, demam tapi terasa dingin. Ini bentuk ujian lain yang harus dihadapi, heh... Minggu kedua, masih merasakan sakit yang sama, mungkin cara Alloh mengingatkanku untuk menjaga kesehatanku sendiri, lagi pula siapa juga yang mau menjaganya. Jujur, terlampau sering aku mendzolimi badanku sendiri, terlewat waktu makan, mencecar kerjaan yang memang tidak ada habisnya, ah... terlalu banyak alasan memang. Sudah seharusnya kita membahagiakan diri kita dengan hal yang sederhana sekalipun. Memperbanyak rasa syukur, memenuhi kebutuhan badan dan jiwa sesuai dengan porsinya, membuat simple goal yang bisa kita capai, banyak-banyak berpasrah diri pada-Nya... BAHAGIA adalah hak kita yang harus kita perjuangkan.................