Skip to main content

Arti Sebuah Nilai

    

Artikel ini saya dapat dari seorang teman dunia maya ... belajar tentang kehidupan tidak selalu dari apa yang kita alami...
mungkin banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari pengalaman orang lain ...


Arti Sebuah Nilai
Dearest Super Mom and Dad…. Semoga tulisan ini menjumpai Anda semua dalam limpahan Kasih Sayang dan Karunia-Nya sebagai bekal menjalankan peran-peran kehidupan, terutama peran sebagai orang tua.

Setelah berakhirnya pembelajaran di semester I ini, Anda mendapatkan sederet angka-angka yang tertera dalam rapot sang buah hati. Biasanya jika nilai sang ank jelek, maka ada dua pensikapan yang ditampilkan orang tua.

Yang pertama seperti kebakaran jenggot, seakan-akan masa depan sang anak akan suram dengan nilai itu, lalu dilanjutkan dengan sedikit bumbu “omelan dan hukuman”. Yang kedua santai saja seakan-akan tidak ada masalah dengan “nilai segitu”. Toh dalam kehidupan banyak orang sukses walaupun nilai rapotnya gak bagus. Nah loh..?

Dearest Super parents…Nilai rapot yang esensinya sebuah evaluasi, mempunyai enam tujuan utama (lihat Gronlund, 2003):
1. Umpan balik bagi siswa
2. Umpan balik bagi guru
3. Informasi bagi orang tua
4. Informasi untuk pemilihan dan pemberian sertifikat
5. Informasi untuk akuntabilitas
6. Insentif guna meningkatkan upaya siswa.

Umpan Balik Bagi Siswa

• Evaluasi teratur memberi mereka umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mereka. (Bangert-Drowns, Kulik, Kulik & Morgan, 1991; Munk & Bursuck, 1998). Sehingga dari nilai ini anak belajar untuk selalu mengevaluasi diri atas kekurangan diri dan berupaya memperbaiki kualitasnya.

• Siswa dapat menggunakan ujian untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran mereka efektif.

• untuk memotivasi siswa guna memberikan upaya terbaik mereka. Pada dasarnya, nilai yang tinggi, bintang, dan hadiah diberikan sebagai imbalan bagi pekerjaan yang baik. Siswa menghargai nilai dan hadiah terutama karena orang tua mereka menghargai mereka. Sehingga siswa dilatih melakukan yang terbaik dari yang ia upayakan.

• Mengukur tingkat tanggung jawab dan kedisiplinan, siswa yang pastinya sangat dibutuhkan dalam membangun karakter.

Umpan Balik Bagi Guru

• Menggunakan nilai tersebut sebagai alat evaluasi apakah pengajaran mereka berjalan efektif ?. Terkadang, ketidakmampuan siswa menyerap pelajaran karena pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan, monoton dengan satu gaya pengajaran, dan tidak mengarah pada materi pembelajaran. Pernah satu kali saya mengajar, semua siswa diirngi gelak tawa terlibat dan tertarik dengan yang saya jelaskan. Ketika saya ajukan satu pertanyaan terkait pelajaran tersebut, tidak satu pun yang dapat menjawab. Alasannya asyik tertawa akhirnya lupa.

• Pencapaian nilai siswa menjadi umpan balik bagi guru untuk memvariasikan gaya pengajarannya sesuai gaya belajar siswa. Setiap siswa dengan potensi kecerdasan yang berbeda berdampak pada gaya belajar mereka yang berbeda pula.

• Untuk mengetahui siswa mana yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan dan membutuh kan bantuan tambahan. Nilai bukanlah sebuah vonis seorang anak itu pintar atau tidak. Tapi sebuah informasi bagi guru bahwa siswa yang menjadi tanggung jawabnya itu belum mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Setelah itu guru membuat langkah-langkah inforcement untuk si siswa.

• Untuk lebih dalam mengenali hambatan-hambatan belajar siswa. Aspek psikologis dan eksternal siswa amat sangat berpengaruh pada prestasi siswa. Saya ingat waktu SMA nilai kimia saya jelek bukan karena saya bodoh ( dari kelas 1 sampai kelas 3 selalu tiga besar…hehe numpang narsis), tapi karena gak suka sama gurunya.

Informasi Bagi Orang Tua

• Untuk mempelajari bagaimana penampilan anak mereka di sekolah;

• nilai biasanya berperan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang konsisten antara sekolah dan keluarga.

• Sebagai alat ukur tingkat perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Sebagian besar kita terlambat merespon. Kita hanya bisa marah melihat nilai anak – padahal kalau kita bertanya pada diri sendiri, berapa waktu yang kita sediakan untuk mengajarkan mereka di rumah ?.

• Sebagai bahan untuk memotivasi sang buah hati agar lebih bertanggung jawab dan bersemangat menampilkan upaya yang terbaik. Namun, penyampaiannya harus penuh kasih sayang. Jangan sampai si anak melakukan perbaikan karena perasaan takut orang tuanya marah. Seperti kata-kata,” Awas ya, papa gak mau lihat lagi kamu dapet nilai 6..!”. Kalau itu yang terjadi, si anak tidak pernah sampai pada tingkat pembelajaran karakter tertinggi, yaitu kesadaran diri.

Dearest Super Mom and Dad…. Sekali lagi nilai tidak terlalu “penting”. Tetapi segala hal yang penting takkan akan pernah tercapai tanpa adanya alat ukur penilaian. Namun, seberapapun nilai yang digapai anak kita, hargailah upayanya. Selanjutnya, yang terpenting adalah apa yang kita lakukan setelah ia mendapatkan nilai tersebut. (ntar nyambung lagi…)

SELAMAT MENJADI GURU KEHIDUPAN...........

Pak Eri

Comments

Popular posts from this blog

muhasabah

Dua minggu sudah, batuk ini tidak kunjung sembuh ... Sudah berobat ke dokter, obatnya pun sudah dihabiskan. masih kurang mantap lanjut pakai bekam dan moksa, masalahnya kondisi badan pun drop, demam tapi terasa dingin. Ini bentuk ujian lain yang harus dihadapi, heh... Minggu kedua, masih merasakan sakit yang sama, mungkin cara Alloh mengingatkanku untuk menjaga kesehatanku sendiri, lagi pula siapa juga yang mau menjaganya. Jujur, terlampau sering aku mendzolimi badanku sendiri, terlewat waktu makan, mencecar kerjaan yang memang tidak ada habisnya, ah... terlalu banyak alasan memang. Sudah seharusnya kita membahagiakan diri kita dengan hal yang sederhana sekalipun. Memperbanyak rasa syukur, memenuhi kebutuhan badan dan jiwa sesuai dengan porsinya, membuat simple goal yang bisa kita capai, banyak-banyak berpasrah diri pada-Nya... BAHAGIA adalah hak kita yang harus kita perjuangkan.................

Kangen

Hari ini judulnya kangeen semua ... . Mbah kakung sama Atha n Ammar...